Saturday, January 4, 2014

Dinner at Sierra Cafe & Lounge, Dago, Bandung

Assalamu'alaikum wr wb. Haaiiii....ketemu lagi sama aku di my blog. Udah lamaa banget rasanya ga posting blog disini. Yah...karena kesibukan kerja pastinya,,walaupun sebenernya itu bukan alasan yah..hehe.. Okee..langsung aja yah,,kali ini aku mau berbagi cerita dan pengalaman tentang perjalanan kuliner ke Bandung tepatnya di Sierra Cafe & Lounge di Dago, Bandung. Jadi waktu itu tepatnya hari Sabtu tanggal 7 Desember 2013 kurang lebih jam 14:00 pm aku diajak sm bosku untuk gabung ikut acara pembubaran panitia HUT JNE ke-23 (JNE adalah perusahaan ekspedisi tempatku bekerja) makan-makan di Bandung. Kita kesana menggunakan bus pariwisata yang sudah disewa jauh hari sebelumnya. Untuk menempuh perjalanan ke Bandung kita melewati tol Cipularang (yup,,tol yang dikenal fenomenal karena sejak dibangunnya sudah cukup banyak memakan korban). Selama perjalanan dari km 01 sampai km 97 yang dikenal harus waspada melewatinya itu alhamdulillah ga ada apa-apa. Fiyuh...dalem hati udah tenang kalo udah ngelewatin km 97 (lah,emangnya kenapa, ga knp2 sih...hehe). Ternyata cobaan justru datang setelah melewati km 97 yaitu di antara km 104 smpe km 107. Di tengah perjalanan tol itu tiba2 bus kami mengalami kerusakan mesin dan harus berhenti di bahu jalan karena mogok. Akhirnya kami semua turun dan menunggu sampai bus itu diperbaiki oleh supirnya. Selama menunggu kami berfoto2 ria di tepi tol itu karena pemandangannya yang sangat bagus. Terlihat gunung, sawah dan jurang di kanan-kiri jalan. Salah seorang rekan kami mengatakan ada kemungkinan mogoknya bus kami ini disebabkan karena gaya gravitasi yang cukup besar di daerah ini sehingga mempengaruhi putaran mesin pada kendaraan. Mendengar perkataan itu aku hanya terdiam dan ga tau mau ngomong apa karena ga tau ilmunya juga sih..hehe. Tapi mungkin ada benernya juga perkataan temenku itu, soalnya aku pernah lihat berita di tv kalo ada satu daerah dimana mobil2 yang melewati jalur itu berjalan mundur karena dipengaruhi gaya gravitasi yang tersimpan di daerah itu. Tapi kalo pernyataan itu bener trus kenapa cuma bus kita yang mogok??? Kalo itu wallahua'lam ya...hehe. Kurang lebih satu jam kami menunggu bus penyelamat lainnya datang karena sepertinya bus yang baru saja kami tumpangi kecil kemungkinannya untuk bisa berjalan lagi. Alhamdulillah setelah kami ngobrol2, foto2, sholat ashar di pinggir jalan sampe duduk2 ga jelas di pinggir tol, bus yang kita tunggu datang juga horeeee.. Kali ini busnya lebih besar, dan bagian dalamnya luxury fantastis dan cetar membahana halilintar (hehe...agak berlebihan yah). Tapi beneran lho, jujur aku belum pernah naik bus yang bangkunya seenak armada pesawat terbang. Mungkin itu hikmahnya ya, habis gelap terbitlah terang, habis kena musibah dapet ganti yang lebih waahh.. (apa ciii ga jelas yah V^^). Akhirnya sampe juga kita di Pasteur, Bandung. Perjalanan yang harusnya ditempuh dalam waktu 2 jam, karena musibah tadi harus ditempuh dalam waktu kurang lebih 4 jam. Biarpun gitu alhamdilillah kami masih sampai di tempat tujuan dengan selamat. Di Pasteur kita berhenti sejenak memehuhi kebtuhan hajat dan sholat maghrib sambil liat-liat baju di Rumah Mode. Tak lama berselang, kami mendapat kabar bahwa kepala cabang kami yang sudah lama menunggu bergegas mengajak kami untuk segera beranjak ke tempat tujuan karena kondisi cuaca yang sedang hujan. Kami pun langsung bergegas masuk ke dalam bus dan melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan yaitu Dago. Cobaan kami tidak berhenti sampai di pasteur. Ketika bus hendak keluar dari tempat parkir, bus kami tersangkut kabel listrik hingga menyebabkan kabel listrik putus. Mungkin dikarenakan badan bus yang teramat besar dan lahan parkir yang penuh dengan mobil sehingga supir bus sulit memperhatikan kedaaan di belakang bus. Kejadian ini sempat membuat panik beberapa penumpang karena khawatir bus yang kami tumpangi mengalami slip saat akan turun ke jalan raya karena kondisi jalan yang licin sehabis diguyur hujan. Akhirnya bus kami pun berhasil menuruni jalan dengan dibantu 2 (dua) orang rekan kami yang turun untuk mengarahkan kendali laju bus keluar dari lahan parkir. Kami pun melanjutkan perjalanan. Sepanjang perjalanan terlihat pemandangan Bandung yang indah bagaikan permata yang berserakan. Tanpa sadar kami sudah berada di atas dan sebentar lagi akan memasuki area tempat tujuan. Adrenalin kami kembali diuji ketika bus akan menaiki jalan terjal yang menikuk dengan tikungannya hampir 180 derajat. Bus kami berusaha keras menaikinya sehingga tercium bau mesin yang hangus karena dipaksa untuk mengeluarkan energinya. Sepanjang perjalanan itu mulutku tak henti-hentinya mengucap dzikir khawatir di tengah perjalanan seperti itu bus tiba2 meledak seperti kejadian mobil yang tiba2 terbakar sendiri di tengah jalan .... tidak, aku mencoba mengalihkan bayangan burukku itu. Alhamdulillah bus kami sampai di tujuan yaitu Sierra Cafe & Lounge dan kita semua turun untuk segera memasuki restoran yang sudah di reserve oleh Kepala Cabang kami. Kedatangan kami disambut oleh Manajer Restoran, reseptionist dan tak lupa keluarga dari Bapak Kepala Cabang JNE Bekasi, Bapak Novi Andrianto (maaf ya Pak belum izin namanya ditulis di blog saya, semoga Bapak berkenan V^^). Tanpa basa-basi setelah bersalaman, kami langsung menuju meja kami di lantai 2 karena kondisi perut yang sudah lapar berat setelah menempuh perjalanan panjang Bekasi - Bandung hehe.. Di lantai 2 kami langsung terpukau melihat pemandangan yang cantik, elok, menawan dan cetar petir membahana, Masya Alloh deh pokonya hehe.. Dari atas kami bisa melihat seluruh kota Bandung ditemani semilir angin yang menambah kesan sebenarnya Kota Bandung..waaaauuuw...this is amazing... Ternyata ini yang ingin dihadiahkan Kepala Cabang kami. Sungguh suatu pengalaman yang cukup berkesan dan luar biasa hehe. Sebelumnya saya sempat berpikir, kenapa sih harus jauh2 ke Bandung kalau hanya untuk makan. Ternyata di sini saya menemukan jawabannya. Karena di Jakarta atau Bekasi ga ada pemandangan seindah ini. Seketika itu juga kami serasa lupa dengan rasa lapar dan langsung mengambil handphone, tablet, ipad, kamera DSLR untuk mengabadikan pemandangan indah itu. Sesaat setelah kami duduk di bangku yang telah disediakan, waiters langsung menuangkan teh manis hangat ke cangkir2 kami dan mengantarkan satu mangkuk sup zuppa soup. Tak lama berselang kami memesan makanan. Waktu itu aku pesan menu tenderloin beef steak. Rasanya standar kalo menurut saya, bahkan mungkin masih lebih enak tenderloin di warung steak. Tapi lagi-lagi pemandangannya yang tidak kita dapatkan di warung steak lain. Satu porsi tenderloin beef steak di Sierra Cafe cukup besar. Saya betul2 dibuat kekenyangan di sana. Setelah menu utama habis, waiters kembali mengantarkan dessert berupa cake strawberry. Tapi karena saya sudah kekenyangan, alhasil cake nya hanya aku habiskan separuh. Sebelum pulang tak lupa kita puas2kan berfoto ria di atas pemandangan malam yang indah itu. Salah satu fotonya bisa dilihat di bawah ini.
Finally, kita pulang dan sampai di Bekasi tepat pukul 01:00 dini hari. Dan aku sampai di rumah pukul 01:30 am. Fiyuhh,,betul2 perjalanan yang melelahkan sekaligus tidak terlupakan. Thanks to Pak Novi dan Ibu Emah (Manajer HRD) yang sudah mengajak saya ke amazing place in Paris van java ini... Sekian. Wassalamu'alaikum wr wb.